Sebelum KKN dilaksanakan, ada beberapa kelas persiapan yang biasanya dijadwalkan hari Sabtu, Materi dari kelas ini disesuaikan sama kebutuhan kita di lapangan nantinya, salah satunya tentang kemasyarakatan.
Baca: KKN: Kenapa Harus Ikut? (Part 1)
Catatan: Ini adalah ringkasan materi kemasyarakatan dari kelas persiapan KKNT ITB 2018, mungkin di 2019 bakal ada beberapa yang beda karena improved.
Ringkasan materi non-kemasyarakatan ada di KKN: Kelas Persiapan (Part 3)
Ringkasan materi non-kemasyarakatan ada di KKN: Kelas Persiapan (Part 3)
Materi kemasyarakatan apa aja yang saya dapat selama kelas persiapan taun lalu?
Rural Appraisal
Pemateri: Aat Soeratin (Budayawan Bandung)
Rural appraisal berarti penilaian dan harapan yang berkaitan dengan pedesaan. Kita hidup dalam suatu ekosistem, salah satunya ekosistem pedesaan, yang akan menampakkan sebab-akibat dari hubungan antarmakhluk yang juga berinteraksi dengan lingkungan hidupnya. Jika manusia berubah, maka lingkungan berubah, dan ekosistem pun juga berubah.
Rural appraisal berarti penilaian dan harapan yang berkaitan dengan pedesaan. Kita hidup dalam suatu ekosistem, salah satunya ekosistem pedesaan, yang akan menampakkan sebab-akibat dari hubungan antarmakhluk yang juga berinteraksi dengan lingkungan hidupnya. Jika manusia berubah, maka lingkungan berubah, dan ekosistem pun juga berubah.
Manusia secara kolektif melakukan perjalanan budaya. Sepanjang perjalanan budaya, akan ditemukan berbagai berkah budaya (penemuan dan inovasi) sebagai bahan baku untuk membangun peradaban. Akan tetapi laku budaya manusia pun menyebabkan timbulnya berbagai musibah budaya (korupsi, perang, penghancuran lingkungan).
Sebuah ironi: semua masalah bangsa dalam berbagai dimensi dapat dirumuskan jawabannya, banyak ahlinya, ada institusinya, tersedia biayanya, namun hal itu tidak mewujud dalam kehidupan kita hari ini. Penyebab keadaan ironis tersebut adalah karena ilmu pengetahuan tidak mengejawantah dalam laku budaya kita.
"Ini bukan masalah teknis, ini perkara nonteknis. Ini bukan tentang alat, sarana, keahlian. Ini ihwal manusianya," kata beliau. Kita abai dan lengah sehingga kehilangan sistem pendidikan yang memanusiakan manusia.
Sebagai mahasiswa, kita perlu belajar 'rasa' dengan benar-benar merasakan, agar tidak sekadar seolah-olah merasakan. Caranya? Sadar diri dengan memahami tugas dan fungsi kita sebagai makhluk, sadar lingkungan dengan memahami tugas dan fungsi kita sebagai bagian dari ekosistem, dan sadar tujuan dengan memahami tugas dan fungsi kita sebagai khalifah yang bertugas membangun peradaban. Mengapa? Ekosistem melahirkan kebudayaan, dan kebudayaan membagun peradaban.
Sebuah ironi: semua masalah bangsa dalam berbagai dimensi dapat dirumuskan jawabannya, banyak ahlinya, ada institusinya, tersedia biayanya, namun hal itu tidak mewujud dalam kehidupan kita hari ini. Penyebab keadaan ironis tersebut adalah karena ilmu pengetahuan tidak mengejawantah dalam laku budaya kita.
"Ini bukan masalah teknis, ini perkara nonteknis. Ini bukan tentang alat, sarana, keahlian. Ini ihwal manusianya," kata beliau. Kita abai dan lengah sehingga kehilangan sistem pendidikan yang memanusiakan manusia.
Sebagai mahasiswa, kita perlu belajar 'rasa' dengan benar-benar merasakan, agar tidak sekadar seolah-olah merasakan. Caranya? Sadar diri dengan memahami tugas dan fungsi kita sebagai makhluk, sadar lingkungan dengan memahami tugas dan fungsi kita sebagai bagian dari ekosistem, dan sadar tujuan dengan memahami tugas dan fungsi kita sebagai khalifah yang bertugas membangun peradaban. Mengapa? Ekosistem melahirkan kebudayaan, dan kebudayaan membagun peradaban.
Sosial Kemasyarakatan dan Pengabdian Masyarakat
Pemateri: M. Fadhil D. (Menteri Pengembangan Sosial Kemasyarakatan, Kabinet Suarasa)
Sosial berarti perilaku manusia yang menggambarkan hubungan nonindividualis. Sedangkan kemasyarakatan berarti perihal mengenai masyarakat. Hubungan antarmanusia sebagai makhluk sosial sangat lah kompleks. Lalu di mana mahasiswa?
Mahasiswa memiliki potensi berada di kelas atas dalam stratifikasi sosial, karena mahasiswa adalah masyarakat terpelajar. Oleh karena itu, seharusnya posisi mahasiswa berada di dalam masyarakat. Namun pada kenyataannya justru karena merasa terpelajar, sebagian mahasiswa merasa mereka lebih superior sehingga tidak menempatkan dirinya sebagai bagian dari masyarakat.
Seperti yang kita ketahui, mahasiswa memiliki empat peran, yaitu agent of change, guardian of value, iron stock, dan role model. Jika mahasiswa tidak merasa dirinya adalah masyarakat, lalu apa peran yang dimilikinya?
Kita juga mengenal istilah pengabdian masyarakat. Urgensi dari pengabdian masyarakat adalah ekologis, keadilan sosial, kemajuan teknologi, dan ketidakmampuan pemerintah. Selain pengabdian masyarakat, ada pula pengembangan masyarakat. Kegiatan tersebut diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat untuk mencapai kondisi sosial-ekonomi-budaya yang lebih baik, sehingga masyarakat tersebut diharapkan menjadi lebih mandiri dengan kualitas kehidupan dan kesejahteraan yang lebih baik.
Adapun prinsip selama pelaksanaan pengabdian maupun pengembangan masyarakat yaitu:
Mahasiswa memiliki potensi berada di kelas atas dalam stratifikasi sosial, karena mahasiswa adalah masyarakat terpelajar. Oleh karena itu, seharusnya posisi mahasiswa berada di dalam masyarakat. Namun pada kenyataannya justru karena merasa terpelajar, sebagian mahasiswa merasa mereka lebih superior sehingga tidak menempatkan dirinya sebagai bagian dari masyarakat.
Seperti yang kita ketahui, mahasiswa memiliki empat peran, yaitu agent of change, guardian of value, iron stock, dan role model. Jika mahasiswa tidak merasa dirinya adalah masyarakat, lalu apa peran yang dimilikinya?
Kita juga mengenal istilah pengabdian masyarakat. Urgensi dari pengabdian masyarakat adalah ekologis, keadilan sosial, kemajuan teknologi, dan ketidakmampuan pemerintah. Selain pengabdian masyarakat, ada pula pengembangan masyarakat. Kegiatan tersebut diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat untuk mencapai kondisi sosial-ekonomi-budaya yang lebih baik, sehingga masyarakat tersebut diharapkan menjadi lebih mandiri dengan kualitas kehidupan dan kesejahteraan yang lebih baik.
Adapun prinsip selama pelaksanaan pengabdian maupun pengembangan masyarakat yaitu:
- Hargai pengetahuan lokal
- Hargai budaya lokal
- Hargai sumber daya lokal
- Hargai kemampuan masyarakat
- Hargai proses yang dilakukan masyarakat
- Pahami bagaimana masyarakat menjalani sistemnya sendiri
- Bekerja sama sebagai satu kesatuan
Motivasi Pengabdian Masyarakat
Pemateri: Syachrial (Alumni Teknik Pertambangan ITB 2012)
Pengabdian itu bersyukur; mendapatkan yang baik, menebarkan pula yang baik.
Pengabdian itu pengorbanan; berjuang menyalurkan logistik.
Pengabdian itu perjalanan nikmat; menuju desa di pelosok negeri.
Pengabdian itu tanpa pamrih; bagaimana pun jalannya.
Pengabdian itu melayani; pendidikan.
Pengabdian itu proses berbaur; mau saling mengenal.
Para Bocil Sekbrak |
Pengabdian itu proses peduli; mengikuti kegiatan di lingkungan sekitar kos.
Pengabdian itu karya bersama; membangun fasilitas umum.
Pengabdian itu keluarga; baru dan selamanya.
Pengabdian itu doa; dari mereka, para warga yang mengajarkan kita banyak hal baru.
Sepenggal cuplikan barisan kata..
"Tidak kah pernah muncul pertanyaan di kepala kalian?
Apa guna punya ilmu tinggi kalau hanya untuk mengibuli?
Apa guna banyak baca buku kalau mulut bungkam melulu?
Aku berfikir tentang sebuah gerakan, tapi mana mungkin aku maju sendirian?
Aku berfikir tentang sebuah gerakan, tapi mana mungkin kalau diam?
Ingat, perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata!
Maka dari itu, bangunlah, Mahasiswa!
Buka mata, buka telinga, dan tegakkan kepala-kepala kalian!
Bergeraklah, jalankan roda ekonomi negara!
Buka lapangan kerja, tingkatkan taraf pendidikan negeri kita!"
Mozaik Pengabdian Masyarakat ITB 2016
STEMA, DPR 29/9/16
Mengabdi kepada Masyarakat
Pemateri: Dr. Dudy Wiyancoko (Wakil Ketua LPPM ITB)
LPPM merupakan singkatan dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. Iya, ITB punya lembaga pengmas! Tugas LPPM adalah memfasilitasi dan mengkoordinasikan kerjasama penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan sinergi antara kompetensi akademik ITB dan kebutuhan masyarakat.
Menurut LPPM ITB, pengabdian kepada masyarakat atau pengmas adalah kegiatan yang berorientasi pada pelayanan masyarakat dengan menerapkan ipteks, terutama dalam menyelesaikan permasalahan masyarakat dan memajukan kesejahteraan bangsa.
Salah satu pengmas yang dilaksanakan LPPM ITB dan bekerjasama dengan LK ITB adalah KKN. Program pengmas LPPM ITB yang lainnya yaitu pemberdayaan masyarakat melalui aplikasi kepakaran, pendampingan masyarakat melalui konsultasi, pengembangan rintisan sentra usaha mandiri, serta peningkatan produktivitas dan kualitas produk industri.
LPPM ITB pun memiliki tiga bidang unggulan pengmas. Pertama: pemberdayaan desa atau wilayah binaan berdasarkan permintaan nyata masyarakat desa berupa peningkatan kualitas infrastruktur dan pembekalan kewirausahaan berbasis agroindustri. Kedua: mitigasi dan penanggulangan bencana seperti gempa bumi, banjir, longsor, kekeringan, letusan gunung berapi, dan sebagainya. Ketiga: industri kreatif dan pariwisata dengan pemanfaatan potensi kreativitas seni rupa, desain, arsitektur, dan perencanaan.
Selain itu, kompetensi ITB untuk pengmas ada di bidang lainnya pula seperti energi (mikro hidro, solar, bayu), teknologi informasi dan komunikasi (pangkalan data, aplikasi), mitigasi bencana (portal paham bencana), bioteknologi (budidaya jamur, budidaya udang), sumber daya air (tata kelola air, air baku), infrastruktur desa, dan industri kreatif (kriya, desain produk industri, identitas budaya lokal).
Banyak sekali bidang keilmuan dan keahlian yang dapat dijadikan sebagai tema utama dalam kegiatan pengmas. Oleh karena itu, mahasiswa ITB dari berbagai program studi yang memiliki potensi tinggi akan sangat disayangkan jika kegiatan pengmas yang dilakukannya masih minim.
Salah satu pengmas yang dilaksanakan LPPM ITB dan bekerjasama dengan LK ITB adalah KKN. Program pengmas LPPM ITB yang lainnya yaitu pemberdayaan masyarakat melalui aplikasi kepakaran, pendampingan masyarakat melalui konsultasi, pengembangan rintisan sentra usaha mandiri, serta peningkatan produktivitas dan kualitas produk industri.
LPPM ITB pun memiliki tiga bidang unggulan pengmas. Pertama: pemberdayaan desa atau wilayah binaan berdasarkan permintaan nyata masyarakat desa berupa peningkatan kualitas infrastruktur dan pembekalan kewirausahaan berbasis agroindustri. Kedua: mitigasi dan penanggulangan bencana seperti gempa bumi, banjir, longsor, kekeringan, letusan gunung berapi, dan sebagainya. Ketiga: industri kreatif dan pariwisata dengan pemanfaatan potensi kreativitas seni rupa, desain, arsitektur, dan perencanaan.
Selain itu, kompetensi ITB untuk pengmas ada di bidang lainnya pula seperti energi (mikro hidro, solar, bayu), teknologi informasi dan komunikasi (pangkalan data, aplikasi), mitigasi bencana (portal paham bencana), bioteknologi (budidaya jamur, budidaya udang), sumber daya air (tata kelola air, air baku), infrastruktur desa, dan industri kreatif (kriya, desain produk industri, identitas budaya lokal).
Banyak sekali bidang keilmuan dan keahlian yang dapat dijadikan sebagai tema utama dalam kegiatan pengmas. Oleh karena itu, mahasiswa ITB dari berbagai program studi yang memiliki potensi tinggi akan sangat disayangkan jika kegiatan pengmas yang dilakukannya masih minim.
Komunikasi Masyarakat
Pemateri: Ricky Alamsyah, S.T. (Ketua HMTL ITB 2015/2016)
Fungsi komunikasi masyarakat ada enam, yaitu pembelajaran sosial, transfer pengetahuan, pengawasan, penyampaian informasi, hiburan, dan transformasi budaya. Sedangkan dalam prosesnya, harus bisa memahami struktur, lapisan, sosial, dan budaya dari masyarakat tersebut.
Komunikasi masyarakat bisa terjadi antara individu-individu, individu-kelompok, kelompok-kelompok, dan massal. Tidak semua jenis komunikasi masyarakat ini bisa efektif digunakan di lapangan, sehingga kita perlu memahami proses komunikasi di lapangan.
Kak Ricky juga ngasih beberapa pengmas life hack yang bisa dicoba selama KKN:
- Pilih komunikator yang bisa bahasa daerah. Sumpah ini penting banget. Saya cuma bisa cengengesan kalo ngobrol sama tetua yang nggak bisa bahasa Indonesia. Kalo nggak ada teman saya yang bisa bahasa Sunda, bisa-bisa Ki Omo masih mengira kami semua itu pasangan suami-istri sampai akhir KKN.
- Jangan menjanjikan apapun pada masyarakat. Jangan pernah ngasih harapan kalo kita bakal bikin ini-itu. Walaupun secara nggak langsung atau tersirat, jangan pernah sampai terkesan kita menjanjikan sesuatu. Takutnya malah jadi PHP. Makanya kita perlu hati-hati bicara biar nggak ada salah paham. Saya pun sadar, saya nggak bisa ngasih apapun apalagi ngubah hidup mereka, justru saya belajar banyak hal dari mereka. Saya belajar masak, belajar nukang, belajar bahasa Sunda, dan tentunya belajar mensyukuri hidup.
- Membaur dengan aktivitas keseharian warga. Jangan mager di rumah. Beneran deh, bakal belajar banyak kalo ikut aktivitas mereka. Kapan lagi giling padi? Kapan lagi nyari belut? Kapan lagi mandi di kali? Kapan lagi nganterin bocah ke sekolah jalan kaki?
Main ke Rumah Warga Sekbrak |
- Pakai baju se-pribumi mungkin. Hampir tuh saya bawa baju-baju lucu buat KKN biar bagus kalo difoto. Tapi, yakali mau jadi mencolok sendiri kan malu. Nggak mau juga kalo nanti masyarakatnya malah jadi segan karena menganggap saya 'orang kota' yang nggak biasa hidup di desa, padahal mah enggak. Akhirnya selama KKN, saya pakai kaos dan jilbab polos, dan nggak pakai lipstik bahkan bedak (malas sih sebenarnya).
- Jangan sering bergerombol. Bergerombol itu kesannya sombong dan mengeksklusifkan diri. Kesannya tetap begitu, walaupun sebenarnya malu aja kalo jalan sendirian.
- Banyak bertanya dan mendengar. Saya jadi dapat banyak cerita menarik dari warga setempat. Kami juga jadi tau ternyata ada masalah sosial yang cukup serius.
Tunggu parts selanjutnya ya.
Sampai jumpa!
0 Comments